-->

Type something and hit enter

ads here
On
advertise here

Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa.
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

Akibat Kenakalan Remaja

Dampak Kenakalan Remaja. Saat ini, hampir tidak terhitung berapa jumlah remaja yang melakukan hal-hal negatif. Bahkan, Dampak kenakalan remaja tersebut, banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu sendiri maupun orang-orang di sekitar mereka. Remaja adalah seorang anak yang bisa dibilang berada pada usia tanggung, mereka bukanlah anak kecil yang tidak mengerti apa-apa, tapi juga bukan orang dewasa yang bisa dengan mudah akan membedakan hal mana yang baik dan mana yang berakibat buruk. 

Macam-Macam Kenakalan Remaja

Contoh / Jenis-jenis Kenakalan remaja :
- membolos sekolah
- kebut-kebutan di jalanan
- Penyalahgunaan narkotika
- perilaku seksual pranikah
- perkelahian antar pelajar
-dll

Kenakalan remaja menghambat kreatifitas anak bangsa

Para remaja mau tidak mau akan menjadi pemimpin bangsa kelak , maju atau makin terpuruknya bangsa ini ada di tangan kita sebagai remaja, namun di sekitar kita banyak sekali masalah – masalah yang ditimbulkan oleh para calon pemimpin bangsa ini seperti,putus sekolah, sex bebas,merokok,mencuri,mabuk-mabukan dll. Padahal mereka adalah calon penerus dan pemimpin bangsa dan mereka dituntut untuk berkarya , berinovasi demi mewujudkan kemandirian Nasional. Jika masalah kenakalan remaja diatas tetap terjadi hingga sekarang , bagaimana nasib bangsa ini 10 atau 20 tahun kedepan ???


kanakalan remaja adalah masalah yang klasik. Namun banyak sekali masalah yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja ini. sebagai contoh kecil adalah putus sekolah atau bolos sekolah, merupakan efek dari kenakalan remaja, padahal sekolah adalah kewajiban setiap warga negara karena masa depan bangsa indonesia ada di pundak para remaja saat ini, dan itu juga demi kebaikan bersama.
 banyak sekali remaja-remaja atau teman-teman kita yang putus sekolah padahal dia mampu secara fisik dan mental untuk belajar dan mereka mampu untuk berkarya. Belum tentu teman-teman kita yang putus sekolah diluar sana adalah anak yang bodoh, bisa saja salah satu diantara teman-teman kita ini adalah anak yang sangat berpotensi untuk berkarya, berinovasi dan berprestasi. Hanya karena mereka salah memilih pergaulan , para remaja melewatkan kesempatan untuk belajar , dan hari – hari mereka hanya dipakai untuk hal yang bisa dikatakan negatif dan tak bermanfaat


 lingkungan atau keadaan yang membawa remaja bangsa ini  untuk terjun dalam dunia yang tidak seharusnya dijalaninya. Kenakalan remaja tentu tidak hanya putus sekolah, masih banyak sekali perbuatan negatif yang ditmbulkan para remaja saat ini antara lain
·         Putus Sekolah (Bolos)
·         Sex Bebas
·         Menentang yang lebih tua
·         Merokok
·         Minum minuman Keras
·         Dll
Tentu perbuatan diatas adalah perbuatan yang Negatif , merugikan dan buang-buang waktu dan kesempatan karena mereka  melewatkan kesempatan untuk berkarya dan menuntut ilmu guna  meningkatkan taraf hidup mereka juga.
 banyak rintangan yang perlu kita sama – sama sadari bahwa masih banyak para remaja bangsa ini yang masih terjerumus masalah kenakalan remaja ini, padahal jika mereka tidak terjerumus dalam masalah yang disebut kenakalan remaja ini , tentu mereka akan menjadi anak bangsa yang berguna dan dapat berkarya dan menjadi anak bangsa yang kelak menjadi pemimpin bangsa ini dan memajukan-nya, karena teman-teman kita ini bisa belajar dan tidak berbuat yang tidak perlu yang tentu dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Bayangkan saja jika semua remaja jarang atau tidak  melakukan tindakan yang disebut kenakalan remaja dan memanfaatkan waktu , pikiran dan fisik mereka ke sesuatu yang positif seperti membantu orang tua , belajar dan berdoa, bukan tidak mungkin kelak negara kita menjadi negara yang maju karena para remaja nya kini menjadi pemimpin yang sukses memajukan negerinya
Bangsa ini menantikan para penerusnya membawa nama Indonesia ke negara lain dan mengharumkannya, bangsa ini pun menantikan inovasi-inovasi yang dibuat oleh putra bangsa kelak dikemudian hari dengan tujuan menghapus ketergantungan kepada negara lain menuju negara yang mandiri . Padahal para pemimpin sadar bahwa masih banyak saudara – saudara kita yang tidak bersekolah karena kemauan sendiri maupun karena keadaan

Remaja dan Perilaku Menyimpang : Korban dari Perubahan Zaman?

Sebuah adegan yang tak lumrah terekam melalui video handphone. Medio April 2008 sekelompok remaja putri menganiaya temannya sendiri dengan cara memukul bergantian ke arah kepala—organ vital yang menentukan masa depan setiap orang.
Dari dialog yang terrekam, korban diperintah menunjukkan sikap hormat pada anggota-anggota geng yang bernama Nero (Neko-neko Dikeroyok). Saat korban mengangkat tangan ke samping kanan dahinya –seperti layaknya hormat bendera—seorang temannya mendampar wajahnya berkali-kali. Lalu sesekali menjotos tepat di hidung dan mulut korban sampai kepala korban terantuk ke belakang. Sebuah pertunjukan yang paling banter bisa ditemui di atas ring tinju. Namun pertunjukan yang satu ini lebih dari perhelatan di atas ring tinju: tanpa sarung tangan, dilakukan dengan keroyokan dan tanpa perlawanan dari pihak lawan.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, beredar pula rekaman video melalui handphone tentang seorang remaja puteri yang dianiaya oleh sekitar lima remaja puteri lainnyakorban dipukuli bergantian, diinjak-injak, lalu ditarik rambutnya oleh seorang remaja putri lainnya sampai berguling-guling ke tanah. Adegan ini disaksikan oleh beberapa orang di sekitarnya tanpa ada seorang pun yang mencoba melerainya.
Jika berbicara tentang kekerasan, kita mendapati ketakwajaran yang jadi lumrah—terutama akhir-akhir ini. Kekerasan banyak dijumpai di ruang publik (di jalan raya, perumahan, kampus dan tempat kerja) maupun ruang privat (di keluarga atau dalam rumah). Freudian menjustifikasi sebagai potensi bawah sadar yang dibawa oleh setiap orang. Ketakwajaran yang belum lagi lumrah adalah kekerasan ini dilakukan oleh perempuan dan pada saat usia pelaku baru menginjak remaja. Perempuan merupakan sosok yang identik dengan pribadi feminin. Tentang kepribadian feminin, Lips (2005) memaparkan ciri-cirinya yakni penuh kasih sayang, simpatik, jentel, sensitif, pengasuh, sentimental, mampu berhubungan sosial dan koopertif. Berbeda dengan ciri kepribadian maskulin yang kompetitif, dominan, petualang, berani, agresif dan resisten terhadap tekanan. Namun, kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok remaja putri di atas lebih cenderung menunjukkan pribadi maskulin daripada feminin. Dalam hal ini, perilaku yang ditunjukkan tersebut disamping tidak wajar secara perilaku juga tidak normal jika ditilik dari sudut pandang pelaku.
Perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat biasa disebut perilaku menyimpang. Disamping kekerasan seperti yang dilakukan remaja putri di atas, ada banyak perilaku menyimpang yang dilakukan remaja dan makin mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku tersebut antara lain penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba), perilaku seksual sebelum menikah, premanisme di kalangan pelajar dan sebagainya.
Masa remaja : berdayung di tengah badai
Masa remaja adalah usia yang niscaya dilewati oleh setiap orang dewasa. Masa ini akan menguji setiap orang bahwa tidak selamanya hidup dilewati dengan perjalanan yang mulus dan lurus. Mungkin si pejalan yang remaja itu tahu lurusnya jalan. Namun, menjalani tidak semudah hanya mengetahui. Seorang pedayung yang hendak menuju suatu pulau mungkin tahu arah jalannya dan mungkin tahu ada badai di depan, tapi tidak semua pedayung bisa melewati badai dan sampai pada tempat yang dituju. Masa remaja adalah masa yang penuh badai dan tidak semua orang bisa lolos melewati masa-masa itu.
Ada minimal tiga badai yang akan mengguncang masa remaja ini. Pertama, badai otoritas. Pada masa ini remaja cenderung bersikap dependen. Remaja akan banyak diterpa oleh otoritas-otoritas lain yang mampu memengaruhi sikapnya. Independensi didapat melalui penghargaan atas otoritas orang tua, teman sebaya, guru maupun orang yang dituakan. Kedua, badai rangsang emosi. Remaja menunjukkan emosi yang labil sehingga mudah dipengaruhi oleh rangsang emosi di luar dirinya. Remaja akan terdorong bertindak agresif hanya dengan dipanas-panasi oleh teman sepermainannya. Ketiga, badai ego. Remaja cenderung menunjukkan keakuannya pada orang lain. Kebutuhan untuk diakui bisa menjerat remaja pada tindakan yang dilarang oleh norma. Dengan kata lain, remaja bisa saja melakukan tindakan yang melanggar norma asal dirinya bisa diakui oleh orang lain. Tiga badai di atas sangat memungkinkan remaja terantuk pada posisi oleng : melakukan berbagai perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang ada di masyarakat.
Pada zaman ini, ada badai besar yang bisa menggulung siapa saja yang tidak cakap mengendalikannya, yakni badai informasi. Memang, tidak hanya remaja saja yang akan terpengaruh oleh badai informasi ini. Tapi, badai informasi akan melengkapi ancaman tiga badai seperti tersebut di atas. Ciri adanya badai ini adalah makin tidak terbendungnya arus informasi seiring dengan makin mudah didapatnya teknologi informasi. Remaja bisa dengan mudah memamah informasi tentang apapun. Bisa dipastikan, hampir semua remaja di kota sudah familier dengan handphone, bahkan bisa berganti-ganti model sesuai tren terbaru. Internet sudah bisa diakses sampai ke pelosok, dimana saja dan kapan saja. Internet menyediakan beragam informasi dan pengetahuan sesuai kebutuhan penggunanya hanya dengan satu dua kali menekan tuts keyboard. Televisi menjadi penyedia layanan informasi yang paling banyak dikonsumsi, terlebih banyak handphone yang sudah memiliki fasilitas gambar hidup itu. Media cetak beragam jumlahnya dan mampu memenuhi beragam hobi dan minat setiap orang.
Derasnya informasi yang mengalir ke segala penjuru ruang sosial di masyarakat tentunya akan memengaruhi pengguna informasi itu. Informasi yang dikenyam akan memengaruhi cara pandang, sikap, perilaku, gaya hidup, dan kebiasaan seseorang. Sebagai misal, belajar tidak harus tatap muka langsung dalam kelas tapi bisa dengan jarak jauh via internet (e-learning). Berdiskusi tidak harus bersua langsung tapi bisa lewat mailinglist. Belanja tidak harus ke supermarket tapi tapi dapat dilakukan dalam kamar dengan menggunakan jasa belanja online. Berkirim kabar tidak lagi harus pakai surat via pos tapi bisa langsung pakai layanan pesan singkat (sms) atau e-mail.
Alvin Toffler dengan lugas menjelaskan pengaruh (teknologi) informasi terhadap perilaku seseorang. Menurutnya, setiap jenis teknologi melahirkan lingkungan teknologi (teknosfer) yang khas. Teknologi informasi sebagai bagian dari teknosfer akan mewarnai infosfer –yakni budaya pertukaran informasi di antara warga masyarakat. Infosfer pada gilirannya akan membentuk dan mengubah sosiosfer—yakni norma-norma sosial, pola-pola interaksi dan organisasi kemasyarakatan. Karena manusia adalah makhluk sosial, perubahan sosial akan memengaruhi perilaku dan proses mental seseorang—yakni mengubah psikosfer orang-perorang (Rakhmat, 2004). Dari itu bisa dimengerti bahwa perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh beragam arus informasi yang melingkupinya.

Badai informasi pada kalangan remaja

Apa yang bisa dijadikan dalih bahwa kekerasan yang dilakukan remaja dipengaruhi oleh tayangan kekerasan dalam televisi? Mungkin butuh penelitian yang cermat tentang hal ini. Namun, bila merujuk teori konstruktivisme, beragam tayangan kekerasan dalam televisi tidak bisa dianggap remeh, apalagi disisihkan alih-alih menampik tidak ada hubungannya dengan kekerasan yang dilakukan remaja. Sikap dan perilaku remaja dikonstruksi dari informasi yang didapat dari lingkungannya. Sementara televisi suda jadi media yang tidak mungkin dilepas dari keseharian masyarakat, didalamnya tersaji banyak tayangan yang kurang mendidik bahkan banyak diwarnai adegan kekerasan. Informasi selebriti mengabarkan kekerasan : perceraian maupun kekerasan yang dilakukan antarartis. Berita di televisi bertabur kekerasan: perselisihan antarwarga kampung, perbedaan pandangan antarorganisasi masyarakat, perseteruan antarpendukung pilkada, penggusuran paksa maupun demonstrasi yang berujung bentrok fisik. Film tidak enak dinikmati tanpa adegan kekerasan, bahkan film-film yang diputar di televisi kita sebagian besar dari Hollywood yang penuh adegan kekerasan. Sinetron-sinetron banyak mengisahkan kekerasan fisik maupun psikis (fitnah, dendam, iri, munafik). Acara dialog dan diskusi di televisi makin berani mengumbar kekerasan psikhis dengan cara saling menyudutkan dan saling memancing amarah.
Jika kekerasan ini tampil mengisi ruang dan waktu seseorang tanpa ada reaksi penolakan, ada saatnya kekerasan dianggap sebagai kejadian yang lumrah adanya. Kekerasan tidak bisa lagi ditolak sebagai perilaku yang melanggar norma karena sudah diwajarkan oleh sebagian besar masyarakat. Saat kita menikmati adegan kekerasan bahkan memengaruhi dan mengubah cara kita memandang kekerasan, pada dasarnya kita telah mengalami desensitisasi sistematis. Yakni proses yang secara sistematis memungkinkan seseorang mewajarkan sesuatu karena sesuatu itu muncul berulang-ulang. Kekerasan akan dianggap wajar jika hal itu muncul secara berulang-ulang dan seakan diterima di masyarakat sebagai realitas biasa.
Norma-norma sosial makin terbuka untuk dipengaruhi bahkan diubah. Dengan mudah norma-norma yang berlaku di masyarakat tertentu akan diadopsi oleh norma-norma di masyarakat lain. Mode pakaian yang baru muncul di Perancis dengan cepat dikonsumsi oleh masyarakat di kota kecil. Di Jember setiap tahun diadakan Jember Fashion Carnaval (JFC), yakni karnaval keliling kota dengan menggunakan mode pakaian kontemporer. Mode pakaian dapat dinikmati di sudut-sudut kota di Jember, tanpa perlu pergi ke Perancis. Melalui internet, siapa saja bisa berinteraksi dan menemukan ruang interaksi sosialnya. Minat, bakat, pandangan hidup, gaya hidup, pilihan profesi bahkan orientasi seksual pun bisa terjalin intens lewat internet. Orang dapat berinteraksi dan bertukar pikir tanpa perlu banyak tahu latar belakang lawan interaksinya. Dalam hal ini, komunitas yang terjalin dapat membangun norma-norma sendiri, bahkan lepas dari norma yang umum berlaku di masyarakat.

Korban yang harus dibela

Perubahan zaman menuju era informasi memiliki andil besar dalam membentuk sikap dan perilaku remaja. (Teknologi) informasi yang tidak terkendali peran dan fungsinya turut memengaruhi pola perilaku remaja yang abai terhadap norma yang berlaku. Artinya, perilaku menyimpang tidak hanya semata-mata bersumber dari remaja itu sendiri. Tapi, adanya perubahan zaman secara potensial bisa memacu remaja bersikap dan berperilaku di luar batas normativitas. Keterbukaan informasi dan komunikasi seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mungkin bukan satu-satunya sebab, tapi ini merupakan salah satu sebab yang menentukan. Lebih menentukan lagi karena, satu sisi informasi menyerang deras ke relung hidup sampai yang paling privat dan sakral, pada sisi lain remaja kurang memiliki kemampuan otonom dalam memilih normativitas sikap dan perilaku. Lagi, satu sisi lembaga penyedia informasi menghantam keras ruang hidup di ranah publik, di sisi lain lembaga-lembaga yang memiliki otoritas norma dan ajaran agama di masyarakat semakin melemah.
Dalam menanggapi remaja dengan perilaku yang menyimpang akan lebih bijaksana jika tidak semata-mata menempatkan remaja sebagai ‘tersangka’. Mungkin ya, bahwa perilaku menyimpang remaja tidak akan muncul jika tidak ada perilaku yang ditampilkan remaja itu sendiri. Tapi mungkin juga tidak, bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan remaja dipengaruhi pula oleh lingkungan yang melingkupinya. Lingkungan di sekitar remaja seperti katalisator yang memungkinkan remaja berperilaku menyimpang. Dalam hal ini remaja ditempatkan sebagai korban dari lingkungannya. Maka, tidak ada empati yang bisa ditunjukkan kepada korban selain dengan cara membela korban. Bagaimana pembelaannya?
Pertama, menciptakan lingkungan yang mampu membentuk remaja pada kesadaran normatif yang otonom. Dengan harapan, remaja mampu menentukan pilihan perilaku menurut pertimbangannya sendiri dengan bersandar pada norma-norma yang berlaku. Dalam hal ini remaja diharapkan memiliki kecerdasan normatif, yakni kemampuan remaja dalam menentukan sikap dan perilaku apapun dengan tetap mengindahkan norma-norma. Kedua, menguatkan lembaga-lembaga yang memiliki otoritas norma. Lembaga-lembaga tersebut diharapkan mampu menopang norma-norma yang ada sekaligus menyesuaikannya sesuai dengan perubahan zaman. Disini peran keluarga sebagai lembaga yang memiliki otoritas norma sungguh penting. Mengingat, keluarga merupakan lembaga pertama dan utama yang mengenalkan remaja pada norma-norma. Tidak kalah penting dari keluarga adalah sekolah. Pada institusi sekolah inilah keluarga turut menumpukan harapan. Sekolah adalah institusi yang sengaja dibuat untuk mendidik remaja agar bisa bersosialisasi di masyarakat dengan baik.
Jika kita benar handak membela, indikasinya bisa bermula dari yang sederhana saja : kita merasa, perilaku menyimpang remaja, seperti kekerasan yang dilakukan remaja putri di atas, benar-benar menggelisahkan kita. Ini hanya sebagai pengganti kata-kata yang terkesan retoris: kita merasa, perilaku tersebut sungguh-sungguh mengiris-iris hati nurani kita.
Tegal-Jakarta, 19 Juni 2008
keyword: kenakalan remaja ppt, gambar perubahan sosial budaya, artikel kenakalan remaja ppt, contoh perilaku menyimpang di masyarakat, contoh gambar perubahan sosial budaya, kepribadian yang menyimpang dari remaja, gambar kenakalan remaja, perilaku menyimpang, gambar perubahan sosial, contoh perubahan sosial dalam kehidupan sehari-hari, contoh perilaku menyimpang pelajar, pelanggaran norma agama di kalangan remaja, PERILAKU REMAJA SAAT INI, gambar prilaku menyimpang, gambar perilaku menyimpang, contoh gambar perubahan sosial, perilaku menyimpang remaja, kenakalan remaja, contoh perilaku menyimpang, perilaku menyimpang remaja sekarang, perilaku remaja sekarang, sifat-sifat manusia sanguin, gambar perilaku menyimpang anak sekolah, gambar-gambar kenakalan remaja, kekerasan dikalangan remaja, artikel perilaku menyimpang dalam masyarakat, contoh gambar kenakalan remaja, perubahan sosial pada remaja, sikap masyarakat terhadap perubahan zaman, gambar pelanggaran norma budaya timur
 Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja, (menurut Kumpfer dan Alvarado) dan cara mengatasinya

Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
  1. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
  2. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
  3. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
  4. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
  5. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
  6. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
  7. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
  8. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
  9. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja
Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik,Jika kita lihat faktor-faktor yang menyebabkan masalah ini, akarnya adalah kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya  , karena orang tua tidak mau tahu dengan apa yang di lakukan anaknya dalam bergaul,Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya perilaku yang tidak baik pada diri remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak baik.
ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja,

Berikan batasan yang jelas. 
Orangtua disarankan untuk memberikan batasan yang jelas mengenai perilaku apa yang benar-benar tidak boleh dilakukan oleh anak, misalnya membolos, menggunakan narkoba, dan lain sebagainya. 
Berdiskusilah untuk tawar menawar.
Lakukan tawar menawar melalui diskusi mengenai perilaku lainnya yang dianggap berpotensi membuat anak menjadi nakal, seperti pulang malam, menginap, atau bahkan memilih pacar. Biarkan anak menentukan standar moralnya sendiri. 
Proses tawar-menawar akan merangsang anak untuk menentukan standar moralnya sendiri. Di sisi lain hal ini dapat membuat anak lebih menghormati orangtuanya karena telah diberikan kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri.
Aktif berkomunikasi dengan guru di sekolah.
Pengawasan dan pemantauan orangtua di rumah bisa dilengkapi dengan pengawasan dari guru di sekolah. Pemantauan terpadu ini akan memberikan banyak masukan yang menyeluruh bagi orangtua mengenai perilaku anaknya di luar rumah.
Tak Ada Kata Terlambat

tidak ada kata terlambat dalam menangani anak remaja yang terlihat 'melenceng'. Karena di usia ini teman adalah segalanya bagi anak, ia dapat dengan mudah terpengaruh oleh teman-teman sebayanya. 


Kita tidak seharusnya hanya prihatin melihat masalah ini , dan seharusnya para masyarakat,orang tua , guru untuk mengingatkan dan lebih memperhatikan para remaja agar para remaja – remaja bangsa ini tidak banyak terjerumus oleh hal-hal yang negatif akibat salah pergaulan. tentu masih sangat banyak potensi-potensi anak negeri yang belum tergali , dan masih sebagian kecil dari para remaja telah menunjukan karya-karya dan trophy atau piagam penghargaan dari kejuaraan international.

Sebetulnya masih banyak kreatifitas , inovasi dan karya yang dihasilkan oleh para remaja sekarang , namun para remaja membutuhkan wadah untuk  mengekspresikannya , dan meninggalkan dan menghindari masalah-masalah yang terjadi di lingkungan pelajar (kenakalan remaja) agar para pelajar bisa terus berkarya dan berinovasi. 

Tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja

- Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan.
- Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
- Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
- Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah.
- Sebagai orang tua sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.
-dll
Itulah yang dapat saya paparkan tentang kenakalan remaja, mulai dari pengertian kenakalan remaja, Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja, Contoh / Jenis-jenis Kenakalan remaja sampai dengan Tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja. Semoga bisa bermanfaat bagi pembaca. Masukan-masukan sangat diterima sebagai bahan perbaikan dari artikel ini, karena mungkin banyak terdapat kekurangan di sana-sini. :D

Click to comment